23 Desember 2016, Banda Neira memilih pamit undur diri dari industri musik Indonesia, di tengah nama mereka sedang hangat-hangatnya diperbincangkan. Bak petir di siang bolong, kabar bubarnya duo Ananda Badudu dan Rara Sekar kala itu sangat mengejutkan. Apalagi momen tersebut diambil hanya berjarak kurang dari 12 bulan dari waktu perilisan album kedua mereka bertajuk ‘Yang Patah Tumbuh, Yang Hilang Berganti’, yang dirilis pada Januari 2016. Meskipun begitu, lagu-lagu mereka tetap hidup di hati para pendengarnya. Karya mereka masih eksis di lingkungan sekitar kita. Mulai dari latar suara di sudut-sudut coffee shop, hingga menyusup menjadi suara latar di balik konten-konten yang bertebaran sosial media.
Aset foto: Banda Neira
Bahkan di tahun 2023, Pestapora yang menjadi salah satu festival musik berskala nasional di Indonesia, sempat menghadirkan spesial set bertajuk “Banda Neira Dibawakan Oleh Ananda Badudu”. Meskipun tanpa Rara Sekar, momen tersebut cukup mengobati kerinduan pendengarnya akan lagu-lagu Banda Neira secara live.
Penampilan spesial set “Banda Neira Dibawakan Oleh Ananda Badudu” di Pestapora 2023
Sumber foto: instagram @anandabadudu
Penonton spesial set “Banda Neira Dibawakan Oleh Ananda Badudu” di Pestapora 2023
Sumber foto: instagram @anandabadudu
Tak jarang, angan dan harapan untuk wacana Banda Neira reuni muncul tiap kali mendengarkan karya mereka, atau ketika membahas duo tersebut di lingkaran obrolan tongkrongan. Namun, sepertinya angan-angan itu lebih baik dipendam saja, karena melalui cuitannya di media sosial X, Ananda Badudu sempat mengutarakan, jika reuni Banda Neira adalah hal yang mustahil untuk diwujudkan. Ia dan Rara Sekar, telah sama-sama sepakat untuk menghentikan Banda Neira.
Kini, delapan tahun sudah duo Ananda Badudu dan Rara Sekar, mengubur dalam-dalam nama Banda Neira. Namun tak perlu gundah gulana yang mendalam. Mari sambut kembali, anak yang lahir dari rahim Banda Neira. Anak itu bernama ‘Yang Patah Tumbuh, Yang Hilang Berganti’. Sebentar lagi akan lahir dalam wujud piringan hitam berukuran 12 inc.
Aset foto: Banda Neira
Ya, 21 Oktober 2024 pukul 20:00 WIB, album ‘Yang Patah Tumbuh, Yang Hilang Berganti’ akan dirilis ulang dalam format piringan hitam oleh Bojakrama Press, independent record label asal Surabaya. Nantinya, album tersebut akan tersedia dalam 3 varian warna, yaitu hitam, kuning, dan hijau. Harap dicermati, untuk piringan hitam warna hitam dan kuning, masing-masing hanya tersedia 100 pcs saja, dan hanya bisa didapatkan melalui bojakramapress.com, untuk warna hijau akan tersedia di beberapa toko rilisan fisik yang bekerja sama dengan Bojakrama Press. Untuk harganya, Bojakrama Press membanderol Rp. 725.000,- untuk warna hitam, Rp. 775.000,- untuk warna kuning dan hijau. Dalam satu rilisan, akan tersedia dua plat piringan hitam. Tak hanya itu, di dalamnya nanti juga akan ada poster, sticker, dan liner notes.
Sumber instagram: @bojakramapress
Menariknya lagi, Banda Neira dan Bojakrama Press juga hendak melibatkan pendengarnya berkolaborasi untuk berbagi catatan-catatan pengalaman mendengar album ‘Yang Patah Tumbuh, Yang Hilang Berganti’. Nantinya, cerita-cerita terpilih akan disatukan menjadi zine, dan dimasukan ke dalam rilisan piringan hitam Banda Neira.
“Kami membutuhkan bantuan dari kawan-kawan pendengar untuk mencurahkan pikiran sekaligus pengalaman personal atas album ini. Kami akan membuka ruang kolaborasi selebar-lebarnya. Kebahagiaan penerbitan ulang album ini bukan hanya milik band, ataupun label saja. Tapi ini adalah milik kita semua. Milik kawan-kawan yang telah bersetia dan merayakan album ini,” ujar Agus Egha dari Bojakrama.
Pada rilisan kali ini, repertoar-repertoar album ‘Yang Patah Tumbuh, Yang Hilang Berganti’ di-mastering ulang oleh Hamzah Kusbiyanto, di Racik Suara Studio. Sehingga, audio-nya akan terdengar lebih prima.
Perilisan ulang album ini pastinya akan menjadi kabar gembira sekaligus obat penawar rindu yang teramat mendalam dari pendengar Banda Neira. Begitu juga untuk sang musisinya. Melalui press release-nya, Ananda Badudu juga menyampaikan rasa bahagianya terhadap perilisan ulang album ‘Yang Patah Tumbuh, Yang Hilang Berganti’.
“Perlu Anda ketahui, saya tidak pernah memimpikan lagu yang saya bikin, berikut rekaman suara saya bernyanyi, akan dicetak dalam bentuk piringan hitam,” ungkap Ananda Badudu.
Sumber foto: instagram @anandabadudu
“Ada semacam pandangan di kepala saya kalau vinyl itu barang mewah, yang menempati kasta tertinggi rilisan fisik. Sementara Banda Neira dan album-album yang saya dan Rara bikin saat kami masih aktif adalah album-album yang dibikin mulanya untuk semata-mata untuk bersenang-senang dan berkarya untuk memuaskan batin saja. Semua yang terjadi di Banda Neira mengalir begitu saja tanpa banyak direncanakan”, pungkas Ananda Badudu.
Bagi kamu yang ingin memiliki piringan hitam album ‘Yang Patah Tumbuh, Yang Hilang Berganti’, silahkan kunjungi instagram @bojakramapress untuk informasi ter-update.
Mari rayakan lahirnya kembali album ‘Yang Patah Tumbuh, Yang Hilang Berganti’, dalam medium piringan hitam. Kita dengarkan lagi, alunan nada-nadanya di sudut-sudut ruang dan rutinitas keseharian kita, agar Banda Neira selalu tersenyum di tempat istirahatnya.
Ditulis oleh: The Agvs